HENING
22.52 Posted In puisi Edit This 0 Comments »
>>> HENING.......
Aku sudah tak dapat mendengar kabarmu... Padahal jalan yang kau lalui sama dengan jalan yang kutelusuri ..... jejak langkahkupun masih terlihat disana... namun di persimpangan aku tak tau arahmu... dan angin tak lagi menghantarkan percikan dirimu ke pelukanku... Mungkin hanya sesekali kau muncul dalam semu jeratan mi...mpiku... Dan aku tak pernah tahu apakah aku pernah terbang mengunjungi kabut mimpimu.
Apa yang sedang kau lakukan sekarang... ?.. Sungguh, aku benar-benar tak tahu. Aku kehilangan jejak langkahmu sejak kau letakkan kaca pemisah buram di antara kita... Bahkan memandang dari balik kaca untuk mengintip bayang dirimu pun aku tak bisa... Kabut pedih yang melingkupi terlalu tebal. Hanya gegap nyeri berdenyut yang kudapat.
Untaian masa kita terburai sudah. Hanya tinggal serpihan-serpihan jiwa yang berserakan. Terbelenggu dalam hening yang menyiksa .... Tapi aku rindu.
Bodohkah aku jika masih saja mengalamatkan rindu padamu..?.. Saat tak ada lagi detik yang kau lewatkan untuk mengingatku .... Saat tak ada lagi sisa diriku yang terpatri dalam hidupmu... Cabikan kenangan tentangku telah terburai .... Bahkan hanya sekedar namaku pun mungkin tak ingin kau ingat lagi...
Hanya hening yang kau tawarkan padaku.... Tanpa imbalan apapun... Kau lontarkan hening ketika kupersembahkan rinduku... Hening yang terus meraja... Hening yang lahir dari benci... Rinduku terbentur hening..... Tapi aku masih tetap merindumu.... Kurengkuh hening ketika kumerindumu.
Sudahlah.... Walau aku berteriak sekuat tenaga kau tak akan mendengarku... Kau lebih memilih hening untuk menggantikan jerit hatiku... Hening yang menulikan... Hening yang hanya mencumbui cakap rindu kebisuanmu... Semoga kau baik-baik saja di seberang hening yang memisahkan kita.....
Aku sudah tak dapat mendengar kabarmu... Padahal jalan yang kau lalui sama dengan jalan yang kutelusuri ..... jejak langkahkupun masih terlihat disana... namun di persimpangan aku tak tau arahmu... dan angin tak lagi menghantarkan percikan dirimu ke pelukanku... Mungkin hanya sesekali kau muncul dalam semu jeratan mi...mpiku... Dan aku tak pernah tahu apakah aku pernah terbang mengunjungi kabut mimpimu.
Apa yang sedang kau lakukan sekarang... ?.. Sungguh, aku benar-benar tak tahu. Aku kehilangan jejak langkahmu sejak kau letakkan kaca pemisah buram di antara kita... Bahkan memandang dari balik kaca untuk mengintip bayang dirimu pun aku tak bisa... Kabut pedih yang melingkupi terlalu tebal. Hanya gegap nyeri berdenyut yang kudapat.
Untaian masa kita terburai sudah. Hanya tinggal serpihan-serpihan jiwa yang berserakan. Terbelenggu dalam hening yang menyiksa .... Tapi aku rindu.
Bodohkah aku jika masih saja mengalamatkan rindu padamu..?.. Saat tak ada lagi detik yang kau lewatkan untuk mengingatku .... Saat tak ada lagi sisa diriku yang terpatri dalam hidupmu... Cabikan kenangan tentangku telah terburai .... Bahkan hanya sekedar namaku pun mungkin tak ingin kau ingat lagi...
Hanya hening yang kau tawarkan padaku.... Tanpa imbalan apapun... Kau lontarkan hening ketika kupersembahkan rinduku... Hening yang terus meraja... Hening yang lahir dari benci... Rinduku terbentur hening..... Tapi aku masih tetap merindumu.... Kurengkuh hening ketika kumerindumu.
Sudahlah.... Walau aku berteriak sekuat tenaga kau tak akan mendengarku... Kau lebih memilih hening untuk menggantikan jerit hatiku... Hening yang menulikan... Hening yang hanya mencumbui cakap rindu kebisuanmu... Semoga kau baik-baik saja di seberang hening yang memisahkan kita.....
0 comments:
Posting Komentar