MEMAAFKAN BUKAN BERARTI MEMBIARKAN

11.29 Posted In Edit This 0 Comments »
Memaafkan bukan berarti membiarkan melakukan kesalahan yang sama secara terus menerus karena bila ada orang melakukan kesalahan ada kecenderungan akan melakukan kesalahan itu lagi maka selain kelembutan diperlukan sikap tegas untuk mengingatkan agar tidak melakukan kesalahan yang sama.

Contohnya seorang istri yang dipukul oleh suaminya kemudian memaafkan bukan berarti membiarkan dirinya dipukuli terus menerus setiap hari. 'Kok dipukulin diam saja?' 'Kan saya sudah memaafkan.' Tindakan seperti itu disebut sebagai tindakan konyol. Memaafkan hanya cukup dilakukan sekali. jika yang diulangi lagi patutlah ada sikap tegas bahwasanya tindakan yang dilakukan memiliki sebuah konsekuensi yang harus dipertanggungjawabkan oleh dirinya.

Dengan demikian hati agar tetap jernih, kesehatan dan kebugaran tubuh kita menjadi terjaga tidak membiarkan kebencian dan kemarahan terpendam di dalam diri kita. Memaafkan merupakan pembersih dari segala kekotoran di dalam hati kita, sebuah perpaduan antara kelembutan dan ketegasan.

Memaafkan bukan berarti membiarkan diri kita terus menerus disakiti adalah upaya menjaga harmoni, keseimbangan dan kesetaraan inilah yang menjadikan hidup kita penuh kebahagiaan dalam rangka saling menghormati dan saling menyayangi. Kesetaraanlah membuat hati kita lapang dan bersih dalam kemuliaan yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Wassalam,
agussyafii
Diperbarui 2 minggu yang lalu · Komentari · SukaTidak Suka
Budayawan 'oman' Matamalam dan 3 orang lainnya menyukai ini.
Azzraeni Maulana
Azzraeni Maulana
Thank u for tagging this note,its inspire me..;)
Keep istiqomah..
04 Juni jam 9:18 · SukaTidak Suka
Budayawan 'oman' Matamalam
Budayawan 'oman' Matamalam
hoooo..oh...always selalu...never tak pernah....makasih azin...
04 Juni jam 9:20 · SukaTidak Suka
Tulis komentar...
Memaafkan Itu Menyehatkan
Bagikan
31 Mei 2010 jam 19:44
Pernah saya ditanya oleh seorang teman, 'kenapa aku kok susah memaafkan kepada orang yang justru aku cintai?' 'Dia telah menduakan cintaku..' Kemudian saya balik bertanya padanya, 'Kenapa tidak bisa memaafkan?' 'Sulit Mas..' jawabnya tertunduk.

Pada dasarnya memaafkan itu mudah dan menyehatkan. Selama kita tahu alasannya bila kita memaafkan membuat tubuh kita menjadi sehat dan bugar karena dapat mengurangi beban pikiran dan perasaan maka kita dengan mudah akan memaafkan. Jika anda termasuk orang yang suka memaafkan. Berbahagialah anda!

Terbayangkah oleh kita bila kita menyimpan daftar panjang kesalahan setiap orang, yang kita anggap berdosa? Apa lagi kesalahan dan dosa orang-orang yang kita cintai? Daftar panjang kesalahan orang lain kita biarkan menumpuk dalam hati tanpa kita sadari begitu banyak yang telah kita simpan sehingga hati kita dipenuhi dengan kebencian tanpa menyisakan ruang untuk menyimpan kebaikan dan kasih sayang yang senantiasa dipancarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala secara terus menerus ke dalam hati kita.

Pancaran sinar kebaikan dan kasih sayang yang diberikan oleh Allah tidak bisa masuk ke dalam hati kita karena hati kita tertutupi oleh kebencian dengan daftar panjang kesalahan dan dosa orang lain, hal itu membuat hidup kita senantiasa diliputi oleh rasa cemas, gelisah, mencurigai orang lain, menganggap dunia dipenuhi dengan kepalsuan, kebencian telah membakar seluruh tubuh kita dan menyebabkan tubuh kita menjadi sakit.

Disinilah sikap memberi maaf menjadi bermakna mulia, menjadikan hidup tanpa beban, tubuh menjadi terasa ringan. Hati kita menjadi lapang, bersih dan hati kita menerima pancarana kemuliaan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala itulah sebabnya bagi orang-orang yang memaafkan mampu membuat tubuhnya menjadi sehat dan bugar.

Pertanyaan berikutnya, lantas bagaimana dengan orang yang terus menerus berbuat kesalahan kepada kita? Pada dasarnya hati kita tidak boleh dipenuhi oleh dendam dan kebencian namun juga tidak menjadikan diri kita membiarkan orang tersebut kembali melakukan kesalahan hal yang sama secara terus menerus maka diperlukan sikap lembut sekaligus tegas agar tidak mengulangi kesalahannya lagi karena sikap ini diperlukan agar kita mampu menjaga hati tetap jernih dan tubuh kita tetap sehat serta bugar.

Wassalam,
agussyafii
Ditulis sekitar 2 minggu yang lalu · Komentari · SukaTidak Suka
Tya Latief menyukai ini.
Budayawan 'oman' Matamalam
Budayawan 'oman' Matamalam
Ira Smiller, makasih
31 Mei jam 19:53 · SukaTidak Suka
Tulis komentar...
Manfaat Akhlak Dalam Kehidupan Sehari Hari
Bagikan
30 Mei 2010 jam 1:08
Sebagaimana telah disebutkan bahwa akhlak adalah keadaan batin seseorang yang menjadi sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir dengan mudah tanpa memikirkan untung rugi. Bagi orang yang berakhlak baik, berbuat baik adalah satu ekpresi, bukan transaksi, oleh karena itu perbuatan baiknya mengalir begitu saja tanpa harus mempertimbangkan untung rugi. Yang dimaksud dengan perbuatan adalah kegiatan fisik atau mental yang dilakukan secara sengaja dan bertujuan. Perbuatan bisa berujud aktifitas gerak, bisa juga berwujud diam tanpa gerak. Tidak berbuat dan tidak berkatakata yang dilakukan secara sengaja adalah suatu perbuatan yang bernilai akhlak. Oleh karena itu bagi orang yang berakhlak, perkataannya, perbuatannnya dan diamnya diukur secara cermat, kapan harus berkata dan kapan harus diam, kapan harus bertindak dan kapan harus berdiam diri. Akhlak mengandung dimensi vertikal, horizontal dan internal, oleh karena itu kemanfaatan hidup berakhlak dirasakan oleh masyarakat dan oleh orang yang bersangkutan.

Diantara manfaat hidup berakhlak bagi individu yang berakhlak adalah:

1. Dapat menikmati ketenangan hidup. Ketenangan dalam hidup diperoleh oleh orang yang tidak memiliki konflik batin, konflik interest. Konflik batin timbul disebabkan oleh ketidak mampuan seseorang berakrab-akrab dengan diri sendiri, dengan kemampuan diri sendiri, dengan apa yang telah dimiliki. Pusat perhatian orang berakhlak ialah pada bagaimana menjadikan dirinya bermakna, bermakna bagi keluarga, masyarakat dan bangsa serta kemanusiaan sesuai dengan nilai yang diajarkan oleh Allah Sang Pencipta. Dari segi ini orang yang berakhlak selalu bekerja keras tak kenal lelah untuk orang lain, yang dampaknya pulang kepada diri sendiri, yaitu tidak hirau terhadap kesulitan pribadinya. Secara internal orang berakhlak selalu mensyukuri nikmat Allah kepada dirinya sehingga ia merasa telah diberi banyak dan banyak memiliki. Dari itu ia selalu berfikir untuk memberi dan sama sekali tidak berfikir untuk menguasai apa yang telah dimiliki orang lain.

2. Tidak mudah terguncang oleh perubahan situasi. Perubahan merupakan sunnatullah dalam kehidupan. Terkadang perubahan terjadi dengan amat cepat, membalik keadaan begitu rupa, yang selama ini berkuasa jatuh terhina, yang terhina naik ke atas panggung, yang selama ini ditabukan justeru berubah menjadi perilaku umum setiap hari, yang mudah menjadi sulit, sebaliknya yang semula mustahil menjadi sangat gampang. Bagi orang yang berakhlak, perubahan itu tak lebih hanya sunnatullah kehidupan, sementara sunnatullah itu sendiri justeru tidak berubah. Oleh karena itu bagi orang yang berakhlak, yang menjadi perhatian adalah bukan perubahannya, tetapi yang tidak berubah, yaitu kaidah-kaidah sunnatullah, seperti kebenaran akan jaya dan kebatilan akan runtuh, bahwa setiap kesulitan akan membawa kemudahan, bahwa kejujuran akan mendatangkan keberkahan, bahwa yang yang buruk, meski disembunyikan akan terbuka, bahwa yang baik meski sedikit akan diakui juga , bahwa merendahkan diri akan mendatangkan kemuliaan dan bahwa kesombongan akan berakhir dengan kehancuran. Bagi orang berakhlak dengan akidah tersebut diatas, ia akan memandang perubahan situasi justem dengan perspektif sunnatullah yang tidak berubah. Oleh karena itu ia tetap tenang di tengah perubahan zaman.

3. Tidak mudah tertipu oleh fatamorgana kehidupan. Kehidupan yang kita jalani memang benar-benar merupakan realitas, tetapi tak jarang apa yang ditawarkan kepada kita dan apa yang sedang kita ikuti sebenarnya bukan realitas tetapi hanya fatamorgana belaka. Bahwa untuk menjadi pandai orang harus belajar adalah realitas, bahwa untuk mencapai ke tingkat sosial tertentu orang harus berjuang melalui tahap-tahap pekerjaan adalah realitas, bahwa untuk menjadi kaya orang harus berusaha secara ulet serta membutuhkan waktu adalah realitas. Sebaliknya untuk menjadi pintar mendadak, menjadi kaya mendadak, untuk mencapai kedudukan tinggi secara mendadak adalah lebih sering merupakan fatamorgana yang menipu. Bagi orang yang berakhlak, fatamorgana kehidupan tidak menarik baginya, karena ia justeru tertantang untuk mengatasi kesulitan secara realistis. Orang yang berakhlak tahu persis makna sabar, yaitu tabah hati tanpa mengeluh, dalam menghadapi cobaan dan rtintangan, dalam jangka waktu tertentu, dalam kerangka mencapai tujuan. Orang sabar tahu persis bahwa menggapai tujuan bukan suatu yang mudah karena untuk itu membutuhkan waktu dan keuletan dalam menghadapi rintangan. Hanya orang dalam keadaan lemah mental atau tertekan sajalah yang mudah tertipu oleh fatamorgana kehidupan, kepada sesuatu yang nampaknya sangat menjanjikan tetapi sebenarnya tipuan belaka.

4. Dapat menikmati hidup dalam segala keadaan. Sudah menjadi sunnatullah bahwa hidup manusia mengalami pasang dan surut, terkadang beruntung, di lain kali merugi, terkadang disambut oleh banyak orang, di lain kali dimaki dan bahkan diusir oleh orang banyak. Bagi orang yang berakhlak, karena prinsip hidup lurus yang selalu dipegang, maka ia selalu siap menghadapi keadaan surut maupun keadaan pasang. Di waktu beruntung ia bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, berbagi rasa syukurnya kepada orang lain dan tidak menghambur-hamburkan keberuntungannya. Meski keberuntungan melimpah ruah, orang berakhlak tetap hidup wajar, tidak berlebihan dan tetap menjadi dirinya. Ketika sedang mengalami surut dalam hidupnya ia sabar, tidak mengeluh dan menerima apa adanya. Meski dalam keadaan serba kekurangan secara materi, orang yang berakhlak masih tetap memiliki keindahan dalam hidupnya karena ia tetap bisa melakukan sesuatu yang bermakna. Adapun orang yang tak berakhlak ketika beruntung ia lupa daratan berfoya-foya dengan keberuntungannya, dan ketika jatuh merugi ia lupa ingatan, sedih berkepanjangan, stress dan ada yang bunuh diri.

Wassalam,
agussyafii -
Diperbarui 2 minggu yang lalu · Komentari · SukaTidak Suka
3 orang menyukai ini.
Budayawan 'oman' Matamalam
Budayawan 'oman' Matamalam
Ayu,mksh..
30 Mei jam 16:54 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka
Anika Anik
Anika Anik
cacatan yang cerdas man.....
31 Mei jam 14:21 · SukaTidak Suka
Tulis komentar...
Makna Kebahagiaan
Bagikan
26 Mei 2010 jam 22:44
By: agussyafii

Ketika malam Hana dan Hisyam, anak-anak kami tertidur lelap. Ibunya selalu memandangi wajahnya. Malam itu istri saya mengatakan, "Mas, Kalo melihat Hana sedang tertidur lelap begini rasanya saya bahagia.." mendengar kata-kata istri saya, saya bisa membayangkan kebahagiaan seorang ibu yang setiap hari menjaga dan merawat Hana dan Hisyam dengan setulus hatinya, tentunya semua hal yang dilakukan seorang ibu mengasuh dan merawat anaknya memiliki makna kebahagiaan.

Ada dua ungkapan, senang dan bahagia. Senang adalah terpenuhinya tuntutan syahwat, misalnya sedang lapar menemukan makanan lezat, sedang haus menemukan minuman segar, sedang sulit menemukan kemudahan, sedang kesepian ketemu teman atau kekasih, sedang nganggur dapat pekerjaan. Adapun bahagia berhubungan dengan misteri yang sangat subyektif tetapi intinya adalah datangnya pertolongan ilahiyah hingga memperoleh sesuatu yang dianggap sebagai kebaikan ilahiyah (al khoir).

Seperti Rasa bahagia terasa ketika anaknya lahir laki-laki setelah sekian lama mendambakan ingin mempunyai anak lelaki. Keberhasilan memeliliki anak-lelaki tidak diklaim sebagaiprestasinya – "ini karena aku bisa bikinnya" kata sang ayah tetapi orang yang mempunyai anak lelaki setelah hampir putus asa mendambakan kehadirannya merasa bahwa kehadiran anak lelaki itu merupakan anugerah Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang tak ternilai.

Kebahagiaan juga terasa ketika seorang ibu yang membesarkan anak gadisnya tanpa kehadiran suami sehingga ia dalam keadaan berat selalu berharap agar anaknya memiliki masa depan yang baik. Pada saatnya anak gadisnya dipersunting oleh seorang pemuda saleh yang cerah masa depannya. Masa depan cerah anak gadisnya itu tidak diklaim sebagai prestasinya tetapi benar-benar dipandang sebagai anugerah Allah. Itulah makna kebahagiaan.

Wassalam,
agussyafii
Diperbarui 3 minggu yang lalu · Komentari · SukaTidak Suka
2 orang menyukai ini.
Budayawan 'oman' Matamalam
Budayawan 'oman' Matamalam
Mksh Rachma
27 Mei jam 2:05 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka
Tulis komentar...
Musibah Sebagai Jembatan Kemuliaan
Bagikan
26 Mei 2010 jam 22:42
By: agussyafii


Ditengah kebahagiaan hadir. Tiba-tiba musibah datang memporakporandakan semua. Musibah menjadi terasa teramat berat karena kita sedang berbahagia. Biasanya ditengah kebahagiaan seperti itu kita lengah. Jika ada hal yang buruk kita benar-benar terhenyak dibuatnya. Sama sekali tidak kita sangka.

Kebahagiaan mampu membuat diri kita mabuk kepayang. Kita tidak dalam keadaan sadar dan mawas diri dengan keadaan sekeliling kita karena kita merasakan kenikmatan yang tiada tara sehingga begitu tertimpa kepedihan membuat tubuh kita seolah terguncang hebat. Tanpa kita sadari terucap oleh kita.

'Ya Allah, kenapa ini terjadi pada diri ku? Aku tidak lalai, tapi aku tidak siap. Aku tidak melupakan diriMu, tetapi aku sedang berbahagia.'

Sabar menerima musibah membuat tubuh kita menjadi ringan dari penderitaan bahkan mampu menghapus dosa-dosa kita. Setiap diri kita senantiasa memiliki potensi untuk datangnya musibah dan musibah yang datang akan disesuaikan dengan kadar kemampuan kita dalam menerimanya karena Allah sangatlah memahami seberapa kekuatan kita dalam menerima setiap musibah sehingga Allah tidak akan memberikan musibah diluar kesanggupan kita. Cuman seringkali kita tidak peka dan segera mencari akar musibah sehingga kita menyelesaikan musibah atas petunjuk Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Musibah hadir di dalam kehidupan kita sebagai proses menyucikan kita dari segala kotoran yang melekat dalam jiwa kita sehingga dosa dan segala kotoran jiwa kita dibersihkan dengan kekuatan daya pembersihannya. Bahkan sebagian kalangan ulama mereka terkadang memohon kepada Allah agar diberikan musibah dan penderitaan sebagai wujud pembersihan diri atau yang disebut dengan 'Tazkiyatun Nafs.' sebab baginya musibah adalah jembatan menuju kemuliaan dalam hidup ini.

Bila kita memahami bahwa musibah sebagai jembatan menuju kemuliaan di dalam kehidupan kita maka sudah sepatutnya kita mampu menyambut disetiap musibah dengan lapang dada dan rasa optimis di dalam hidup ini bahwa Allah memuliaan hidup kita dengan berbagai cara yang indah, terkadang sekalipun kita merasakan hal itu menyakitkan dan membuat hati terasa pedih.

---
Dan Sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah mereka mengucapkan 'inna lillaahi wa inna ilaihi raajiuun' (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya kami akan kembali). Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk. (al-Baqarah : 155 : 157).



Wassalam,
agussyafii
Diperbarui 3 minggu yang lalu · Komentari · SukaTidak Suka
Rini Waluya dan 3 orang lainnya menyukai ini.
Dyla Azaa
Dyla Azaa
Oke sama2 mas..
27 Mei jam 1:50 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka
Budayawan 'oman' Matamalam
Budayawan 'oman' Matamalam
Oke jg Rachma.
27 Mei jam 1:52 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka
Tulis komentar...
Indahnya Sakit
Bagikan
26 Mei 2010 jam 22:41
By: agussyafii

Malam seolah berlalu bersama tenggelamnya matahari. Angin berhembus terasa dingin sekali. Malam itu anak-anak Amalia terilhat sibuk membuat 'MADING.' (Majalah Dinding). Wajah mereka terlihat gembira. Kegembiraan diwajah mereka terdengar suara riuh bertanda hadirnya kebahagaiaan. Lantunan shalawat nabi oleh Eko terdengar sahdu.

Malam itu di Rumah Amalia kedatangan seorang tamu. Beliau seorang Wirausaha yang sukses. Beliau sangat peduli dengan kesejahteraan karyawannya, semua karyawan mengorhormatinya namun disisi lain dirinya adalah orang yang jauh dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sampai datanglah 'sentilan' Allah untuknya. Tiba-tiba tubuhnya limbung dan jatuh sakit. Harta yang dimilikinya menjadi tidak berarti dokter sudah angkat tangan, pertanda menyerah. Sebuah keajaiban itu hadir justru dengan doa dan ibadah, dirinya menjadi sembuh.

Setelah hampir lima bulan sakit, kemudian berobat ke Singapura bahkan ke Australia sakitnya para dokter tidak bisa berbuat apa-apa. Tubuhnya terasa lemas dan tidak berdaya. Pernah sampai pada suatu malam salahsatu putranya mengatakan karena ayah jauh dari Allah sakitnya jadi tambah parah. Ucapan itu membuat hatinya bagai 'tersentil' dan merenungkan, barangkali apa yang diucapkan putranya memang benar. Sampai kemudian beliau memutuskan untuk menjalankan sholat lima waktu dengan tertib ditengah sakitnya.

Malam hari disaat menunaikan sholat tahajud, beliau menangis tersedu-sedu ingat akan dosa-dosa yang telah lalu sangat jauh dari Allah. Kehidupannya semakin sukses justru membuat dirinya lupa akan bersyukur atas Karunia Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Air mata itu bagaikan merobek-robek hatinya yang mengalirkan semua dosa-dosanya dimasa lalu. Tak kuasa menahan semua derita dari akibat kesalahan yang pernah beliau lakukan.

Setiap menjalankan sholat lima waktu dan sholat tahajud tanpa terasa sudah sampai beberapa bulan. Keajaiban itu hadir tanpa disadarinya, tubuhnya mulai bisa digerakkan, tangan bisa diangkat untuk bertakbir. Tubuhnya untuk sujud sudah tidak lagi merasa sakit lagi. Dokter yang mengobatinya mengira sakitnya sudah tidak bisa disembuhkan. Anak-anak dan istrinya bahkan sampai syukuran di Rumah Amalia atas kesembuhan beliau.

Malam itu beliau mengatakan kepada saya, 'Sakit itu indah. karena sakit berasal dari Allah dan sembuh juga berasal dari Allah dan saya ikhlas menerima sakit karena selama ini jauh dariNya, satu-satu harapan kesembuhan, saya memohon kepada Allah.' Tutur beliau malam itu. Air matanya mengalir dengan penuh haru. Bersyukur kepada Allah atas kesembuhannya. Itulah Indahnya sakit bagi beliau. Subhanallah.

----
'Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu pedoman dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni dosa-dosamu (QS. al-Anfal : 29).

Wassalam,
agussyafii
Diperbarui 3 minggu yang lalu · Komentari · SukaTidak Suka
4 orang menyukai ini.
Budayawan 'oman' Matamalam
Budayawan 'oman' Matamalam
Rany Sarah Khaerunisa, makasih
26 Mei jam 22:45 · SukaTidak Suka
Budayawan 'oman' Matamalam
Budayawan 'oman' Matamalam
Rachma Maniez, mksh
27 Mei jam 1:51 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka
Tulis komentar...

* 1
* 2
* 3
* 4
* 5
* Selanjutnya
* Terakhir

Catatan tentang Budayawan

perjalanan menuju kebenaran .. huttaqi (dia yang menuju taqwallah )
oleh Sofaiq Bercerita (notes)
Ditulis sekitar satu bulan yang lalu
sang yusuf 5 bagian 1 selesai
oleh Sofaiq Bercerita (notes)
Ditulis sekitar satu bulan yang lalu
PESAN DARI KUBUR
oleh Luisza Pontoh (notes)
Ditulis sekitar satu bulan yang lalu

Baca catatan tentang Budayawan 'oman' Matamalam (40)
Berlangganan Catatan ini
Catatan Budayawan 'oman' Matamalam
Bantuan Berlangganan »

0 comments: